Cara Melatih Adab Tata Krama Mulia Dengan Berpuasa

Ibadah puasa akan membantu diri seorang mukmin untuk mengembangkan karakter akhlak mulia. Puasa di bulan Ramadhan sebagai salah satu langkah yang sangat penting untuk membangun karakter kepribadian yang bertakwa.

Lalu bagaimana cara melatih adab yang tepat, mendidik tata krama dan unggah ungguh yang mulia dengan berpuasa ? . Tanpa adanya adab , manusia setinggi apapun tampak rendah dan tak berguna

Jalan menuju ke sana terdapat berbagai proses dan prosedur yang harus dilakukan setiap mukmin guna meraih derajat ketakwaan tersebut. Antara lain: dikatakan puasa sebagai tameng. Artinya, sebagai sarana untuk menata hawa nafsu diri kita.

Karena, menurut ayat “Dan Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, Maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya.” (QS. An-Nazi’at, 79: 40-41)

Menurut ayat ini kita harus menempa diri menjaga keagungan Allah. Mensucikan batin kita dengan berbagai amal ibadah yang dengannya kita merasa dekat dengan Allah.

Selalu mematuhi perintah dan larangan-Nya yang dapat teraktualisasi dalam perilaku kita sehari-hari yang membuat diri kita menjadi pribadi yang teguh menjalankan ajaran agama.

Sementara itu, kehidupan dunia yang penuh godaan dengan kelimpahan karunia Allah, sering membuat nafsu kita hanyut dan terbuai rakus merengkuh berbagai kenikmatan.

Kadang-kadang karena dorongan nafsu yang menggebu-gebu kita pun terlanjur mengikut hawa nafsu tanpa kendali sama sekali. Agaknya Allah menyuruh kita puasa di bulan Ramadhan agar kita membiasakan diri menata hawa nafsu, bukan membasminya.

Tetapi bagaimana mengelola, memanfaatkan dorongan nafsu menjadi kekuatan yang dapat mengantarkan kita memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam hidup, baik dunia maupun akhirat dengan cara-cara yang sesuai dengan ajaran Islam.

Dalam rangka merebut kehidupan dunia yang sukses dan kehidupan surga di akhirat yang abadi, maka kami mengajak seluruh civitas akademika yang beragama Islam untuk bersama-sama kita melakukan “pemanasan” (warming up).

Ibarat olah raga perlu latihan pemanasan, maka menyambut puasa kali ini, mari kita sama-sama berinisiatif untuk memanaskan energi ibadah di dalam sanubari kita yang telah menjadi fitrah kita ketika diciptakan Allah. Caranya, dengan berpartisipasi ikut serta dalam acara zikir akbar yang akan diadakan pada kali ini.

Semoga Allah membuka hidayah kepada kita dengan jalan memberi pencerahan pada pemikiran kita bahwa ibadah zikir sangat berguna bagi memupuk cara berpikir (mind set) kita dalam memaknai arti kehidupan dan bagaimana memperjuangkannya.

Selain itu, semoga Allah melimpahkan rahmat pertolongan-Nya (kasih sayang-Nya) sehingga memudahkan perasaan kita untuk menikmati (bukan terpaksa) kegiatan ibadah tersebut sebagai suatu yang menyenangkan dandapat mendatangkan ketentraman lahir batin bagi diri kita.

Rasa sejuk dan ketentraman lahir batin ini sangat kita perlukan dalam menelusuri perjalanan hidup sebelum ajal menjemput, terutama ketika kita diterpa terik mentari kehidupan dan galau menghadapi kegersangan yang tiada terperi.

Rahmat Allah tersebut menjadi penawar di kala kita dilanda musibah dan semakin terasa indah mendapat siraman karunia-Nya.

Inilah antara lain kegunaan pentingnya kehadiran kita dalam acara zikir kali ini. Apalah beratnya menukar nikmat tidur sejenak dengan ketagihan nyalangnya mata yang menitikkan airnya di pipi yang sendu karena rindu menyambut bulan Ramadhan sebagai bulan pengampunan dosa.

Apalah artinya kita bermalam bersama keluarga sepanjang tahun kalau suasana hati kita berkeluarga tidak didasari pada kemesraan yang berpunca pada manisnya iman.

Apa gunanya menjalani hidup penuh kemeriahan duniawi yang bersifat fatamorgana. Sementara bekal perjalanan menuju surga abadi menjadi berantakan, terabaikan persiapannya. Sungguh sangat merugi.

Kami berdoa semoga Allah memberi kemudahan dalam cara kita berpikir untuk menanggulangi persoalan hidup. Membeningkan hati untuk memperkaya nilai positif sehingga mudah memaknai arti kehidupan yang dipinjamkan Allah kepada kita dengan perasaan nyaman sejahtera.

Menjadikan kita mudah mengamalkan pikir dan zikir yang menghasilkan potensi tafakkur dan tazakkur.

Tafakkur: tingkat perenungan mendalam yang membuat kita mampu memahami hak dan tanggung jawab kita terhadap diri, keluarga, masyarakat dan menata alam dengan penuh kebijaksanaan. 

Tazakkur: pencapaian kesucian hati sebagai efek dari kebiasaan berzikir kepada-Nya yang membuat diri tersambung dengan hidayah Allah dan berada di bawah pengarah-Nya, sehingga apapun yang kita lakukan dan apapun keputusan yang kita ambil untuk menata kehidupan selalu mendapat taufiknya-Nya (persetujuan dan restu-Nya).

Yang pada akhirnya memudahkan kita menjalani hidup dengan tulus, penuh tawakkal kepada takdir Allah Swt. Inilah kebahagiaan sejati yang kita dambakan selama-lamanya.

jasa digital marketing seo